Misteri Pantai Selatan Jogja dan Nyi Roro Kidul menjadi kisah yang diwariskan turun-temurun, terdapat mitos dan pesan moral yang bisa Ubu Lovers petik!
Misteri Pantai Selatan Jogja – Banyak misteri dan cerita yang menyelimuti Pantai Parangtritis, dan Masyarakat setempat mempercayainya. Jadi, salah satu kepercayaan umum masyarakat Yogyakarta adalah keberadaan Ratu Laut Selatan yang dikenal dengan nama Nyi Roro Kidul.
Masyarakat Yogya, khususnya orang Jawa, menganggap Pantai Parangtritis sebagai pintu masuk ke istana Laut Selatan Ratu Kidul. Ada pula kepercayaan bahwa pengunjung pantai ini tidak diperbolehkan mengenakan pakaian berwarna hijau.
Ratu Laut Selatan dikabarkan menyukai warna hijau. Jika wisatawan datang dengan mengenakan pakaian berwarna hijau, maka mereka akan dijadikan pasukan atau pengawal Ratu Laut Selatan.
Mitos tersebut masih dipercaya oleh masyarakat lokal dan Jawa hingga saat ini. Jadi tidak ada yang berani memakai warna hijau saat berkunjung ke Pantai Parangtritis.
Misteri Pantai Selatan Jogja
Di Pantai Selatan, pengunjung kerap dilaporkan hilang setelah terhanyut ombak. Fenomena ini nampaknya menambah kisah mitos mengenai pantai tersebut. Banyak orang menghubungkan kejadian ini dengan mitos Ratu Laut Selatan yang menguasai Pantai Selatan.
Selain banyaknya kepercayaan dan cerita menarik dari masyarakat setempat, Pantai Parangtritis juga kaya akan sejarah dan budaya. Pantai Parangtritis konon mempunyai hubungan khusus dengan Keraton Yogyakarta.
Setiap tahunnya Keraton Yogyakarta mengadakan acara keagamaan di tepi pantai ini. Upacara Labuhan merupakan upacara keagamaan yang dilaksanakan secara rutin oleh Keraton Yogyakarta. Acara yang dilaksanakan pada hari dan bulan tertentu setiap tahunnya ini bermula pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I.
Tujuan dari upacara ini adalah untuk memohon keamanan, ketenangan, dan kesejahteraan Keraton Yogyakarta serta seluruh masyarakat Kota Yogyakarta. Misteri Pantai Selatan Jogja memang sangat menarik untuk dipelajari.
Banyak penduduk setempat yang percaya bahwa kegagalan melaksanakan upacara sakral ini akan mengakibatkan tragedi besar. Selain Upacara Labuhan, tradisi persembahan sesaji juga dilakukan pada hari pertama bulan Suro atau Muharram.
Tradisi ini tidak hanya dilakukan di Pantai Parangtritis saja, namun di sepanjang pantai selatan. Upacara ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta yang sudah memberikan rezeki dan keselamatan.
Tradisi yang sudah berlangsung lama ini mendorong Masyarakat setempat untuk mengunjungi pantai. Sehingga Pantai Parangtritis pada 1 Suro selalu ramai dikunjungi wisatawan. Puncaknya adalah upacara larung sesaji, yaitu menghanyutkan sesaji ke dalam air sambil berdoa.
Ritual-ritual ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikannya. Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang mengunjungi Pantai Parangtritis hanya sekedar untuk melihat upacara sakral ini.
Pantai Parangtritis mempunyai daya tarik yang luar biasa. Tak hanya indah dari segi pemandangan alamnya, namun juga kaya akan nilai Budaya, Sejarah, dan mitosnya.
Alasan Larangan Memakai Baju Hijau
Banyak Misteri Pantai Selatan Jogja yang terus berkembang dan dipercaya oleh penduduk setempat. Contohnya, ada kepercayaan bahwa mengenakan pakaian berwarna hijau tidak diperbolehkan, khususnya di Pantai Parangtritis.
Masyarakat asli Yogyakarta, maupun wisatawan dari daerah lain, sudah tidak asing lagi dengan mitos ini. Ada yang berpendapat Penguasa Laut Selatan, Kanjeng Ratu Kidul menyukai warna hijau.
Siapapun yang mengenakan pakaian berwarna hijau di sepanjang pantai selatan Jawa, khususnya Pantai Parangtritis, dianggap akan bernasib sial karena akan menjadi sasaran dua tokoh legendaris tersebut.
Menurut masyarakat, para korban dibawa untuk dijadikan prajurit atau abdi, kadang dikenal dengan sebutan budak Kanjeng Ratu Kidul atau Nyi Roro Kidul.
Ternyata, Misteri Pantai Selatan Jogja tidak memakai pakaian berwarna hijau memiliki alasan yang cukup rasional. Menurut banyak pemberitaan, larangan mengenakan pakaian hijau di pesisir selatan Jawa, khususnya Yogyakarta, berkaitan dengan nyawa seseorang.
Secara ilmiah, kondisi alam di sekitar pantai selatan jawa, walaupun air laut tampak berwarna biru, jika terkena sinar matahari, bagian bawahnya yang berisi berbagai macam benda seperti pasir, karang, dan rumput laut menyebabkan warna air laut terlihat kabur, bahkan agak kehijauan.
Mengenakan pakaian berwarna hijau saat berenang di laut Selatan akan menyatu dengan warna air laut, sehingga lebih sulit ditemukan dibandingkan kostum berwarna cerah seperti orange atau merah muda. Mengenakan pakaian berwarna hijau membuat petugas yang bertugas kesulitan menemukan wisatawan yang terbawa arus.
Lalu, ketika bermain di pantai selatan Jawa, khususnya di Pantai Parangtritis, pilihan waktu merupakan hal krusial. Masyarakat harus lebih waspada karena bulan Juni merupakan awal musim angin tenggara.
Saat itu, angin dingin dan kering dari Australia menyapu barat laut Indonesia sehingga menimbulkan arus mematikan yang dikenal dengan Rest in Peace (RIP) Current.
Angin yang bertiup dari benua Kanguru menyebabkan dua fenomena, gelombang menjalar tegak lurus ke pantai dan ambulasi massa air laut dari lapisan dalam ke lapisan permukaan, disebut juga Upwelling.
Dalam tinjauan ilmiah, aturan mengenakan pakaian hijau ke pantai bisa dijelaskan secara logis kok Ubu Lovers.
Mitos Kanjeng Ratu Kidul
1. Ilmu Nyi Roro kidul
Kisah Pantai Selatan tentang Nyi Roro Kidul menggambarkan dirinya sebagai seorang wanita cantik berpakaian serba hijau.
Kecantikan Nyi Roro Kidul dipercaya merupakan kesaktian pelet yang mampu memikat hati lawan jenis. Ilmu pelet ini berguna untuk menghapus kesadaran seseorang sehingga ingatannya hanya sebatas pada orang yang memeletnya saja, sehingga membuat orang tersebut jatuh cinta seutuhnya.
2. Penguasa Pantai Selatan adalah Keturunan Raja
Nyi Roro Kidul yang hingga kini diperkirakan menjadi penguasa Pantai Selatan merupakan keturunan Raja Airlangga dari Kahuripan.
Ada yang meyakini Nyi Roro Kidul merupakan keturunan Raja Kediri Jayabaya. Banyak orang yang percaya asal usul Nyi Roro Kidul adalah seorang putri cantik dari Kerajaan Pakuan Pajajaran.
3. Penguasa seluruh pantai selatan Jawa
Nyi Roro Kidul dipercaya merupakan tokoh mitos Pantai Selatan Jawa yang terbentang dari timur hingga barat.
Pantai Parangkusumo merupakan pusat kerajaan Nyi Roro Kidul. Penduduk setempat sering melihat sosok gaib Ratu dengan kereta emasnya.
4. Sebagai gerbang ajaib antara dunia manusia dan jin
Selain pusat kerajaan, Pantai Parangkusumo dianggap sebagai gerbang antara dunia manusia dan alam gaib.
Di alam itu terdapat kerajaan Nyi Roro Kidul yang sangat luas. Anda bisa bertemu Nyi Roro Kidul dengan melewati gerbang ini dengan kekuatan spiritual. Masih penasaran Misteri Pantai Selatan Jogja dari Nyi Roro Kidul?
Cerita Legenda Nyi Roro Kidul
Dahulu kala di Jawa Barat terdapat Kerajaan Pakuan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi. Dia dianggap cerdas dan dihormati oleh rakyatnya. Prabu Prabu Siliwangi mempunyai banyak anak, termasuk Putri Kandita.
Dia adalah putra permaisuri Raja, seorang putri yang baik hati. Seiring bertambahnya usia, Raja menginginkan agar Putri Kandita mewarisi kerajaan, namun para selir dan anak-anak mereka tidak setuju.
Meskipun demikian, para selir dan keturunan mereka pergi menemui penyihir untuk menyingkirkan Putri Kandita dan ibunya, sehingga mereka bisa meninggalkan istana tanpa menjadi penerus tahta Raja.
Kemudian mereka mendatangi penyihir dan menyerahkan hadiah yang diminta. Tak lama kemudian, sang Penyihir menyelesaikan tugasnya dengan menyihir sang Putri Kandita dan ibunya mengidap penyakit kusta. Tubuh anak perempuan dan ibunya yang tadinya mulus, menjadi jelek dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Prabu Siliwangi yang heran dengan munculnya penyakit itu dengan cepat memanggil tabib itu ke istana. Meski sudah diberi berbagai ramuan, penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
Seiring berjalannya waktu, tubuh Permaisuri melemah dan meninggal. Sedangkan Putri Kandita masih bisa hidup dengan penyakit kusta.
Prabu Prabu Siliwangi patah hati atas kematian permaisuri dan berduka selama beberapa hari. Belum lagi melihat Putri Kandita yang tak kunjung menunjukkan tanda-tanda kesembuhan, ia semakin depresi dan kebingungan.
Sebenarnya Putri Kandita harus mempertahankan tahta kerajaan. Hingga suatu hari, para selir dan anak-anaknya datang menemui raja, mendesak Putri Kandita agar disingkirkan dari istana.
Prabu Siliwangi menyetujui rencana tersebut, karena khawatir akan penyebaran penyakit tersebut. Misteri Pantai Selatan Jogja menjadi mitos yang tak asing bagi warga Indonesia.
Putri Kandita Melarikan Diri Istana
Putri Kandita, tanpa sepengetahuan mereka, mendengar semuanya dan melarikan diri dari istana. Ia pergi dalam suasana hati yang sedih, tanpa tujuan yang jelas. Setelah berhari-hari menempuh perjalanan tanpa tujuan, Puti Kandita sampai di pesisir selatan Pulau Jawa yang berbatu-batu dan ombaknya besar. Dia tidak sengaja tertidur di salah satu batu.
Putri Kandita bermimpi dimana dia mendengar suara gaib yang menyuruhnya untuk menceburkan diri ke dalam air untuk menyembuhkan penyakitnya. Ia menganggap ini sebagai wangsit, maka Putri Kandita pun menceburkan dirinya ke dalam laut. Hal ini membuat penyakit kulit hilang secara instan.
Meski sudah sembuh, ia lebih memilih tinggal di Pantai Selatan dan berbaur dengan nelayan setempat dibandingkan pulang ke Istana. Kecantikannya semakin terkenal, sehingga Pangeran dari berbagai kerajaan datang untuk melamarnya.
Namun karena syarat yang diajukannya sangat berat yaitu bersaing melawan ombak laut, para Pangeran mengundurkan diri karena ketidakmampuannya menaklukkan Putri Kandita.
Mereka yang gagal mengalahkan Putri Kandita kemudian menjadi pengikut setianya. Sejak saat itu, Putri Kandita diakui sebagai Ratu Penguasa Laut Selatan di Pulau Jawa.
Inilah asal muasal kisah Nyi Roro Kidul. Banyak orang mempercayai Nyi Roro Kidul adalah jelmaan Putri Kandita, putri Raja dari Kerajaan Pakuan Pajajaran. Misteri Pantai Selatan Jogja sangat dipercayai masyarakat setempat sampai saat ini.
Pesan Moral Kisah Nyi Roro Kidul
Kebenaran dan kebaikan akan selalu dihargai: Meski dipermalukan dan diusir dari istananya, Putri Kandita tetap menjunjung tinggi kebenaran dan kebaikan. Dia tidak membalas dendam atau melakukan tindakan jahat terhadap orang-orang yang sudah melukainya. Pada akhirnya, kemurahan hati dan kesaktian menjadikannya seorang putri terkenal.
Keberanian menghadapi kesulitan dan tantangan: Meskipun menderita penyakit parah dan diusir dari istana, Putri Kandita menolak menerima nasibnya. Ia berani mencari pengobatan dan kehidupan yang lebih baik di Pantai Selatan.
Kesetiaan dan rasa hormat terhadap orang lain: Putri Kandita sangat setia kepada nelayan setempat yang menerima dan membantunya. Dia juga menghormati dan menghargai para pangeran yang datang untuk melamarnya, dengan memberi syarat yang sulit jika ingin menikahinya.
Kecantikan bukan segalanya: Putri Kandita sangat cantik, tapi dia tidak sombong. Ia menunjukkan bahwa keberanian, kemurahan hati, dan kecerdasan jauh lebih penting daripada penampilan fisik.
Menghormati kekuatan alam: Cerita dan misteri Pantai Selatan Jogja mengajarkan kita semua untuk menghormati kekuatan alam dan hidup selaras dengannya.
Larangan mengenakan pakaian berwarna hijau di Pantai Selatan sebagai bentuk penghormatan terhadap Nyi Roro Kidul memberikan contoh bagaimana masyarakat menghargai kekuatan alam dan mitos yang ada di sekitarnya.
Pesan moral ini mendidik kita semua menjadi orang-orang yang teguh pada prinsip, mempunyai kekuatan menghadapi kesulitan, dan menghormati orang lain serta alam sekitar. Sebagai masyarakat indonesia, kita harus mentaati peraturan dan menghormati budaya setempat ya Ubu Lovers, jadi sudah paham kan mengenai Misteri Pantai Selatan Jogja?