Home » Istana Nasirun: Pelukis Indonesia Yang Karyanya Sudah Menjelajahi 5 Benua

Istana Nasirun merupakan studio pribadi milik pelukis Nasirun, karya-nya sudah diakui dunia, simak informasi selengkapnya di bawah ini!

Istana Nasirun – Mendengar nama Nasirun langsung mengingatkan kita pada karyanya yang ekspresif dan penuh humor. Di balik ketenaran lukisan Nasirun yang mendunia dan reputasinya sebagai “seniman gorengan”, hanya sedikit orang yang menyadari bahwa pria kelahiran Cilacap ini juga seorang kolektor seni.

Ribuan karya seni dari berbagai era, termasuk karya Sanggar Bambu, ia simpan di rumahnya di kawasan Bayeman, Jalan Wates, Kasihan, Bantul. Angka tersebut bukanlah perkiraan, karena lebih dari 1000 karya seni disimpan di gudang, rumah pribadi, dan Museum Nasirun.

(sumber/nongkrong)

Sepanjang Pekan Seni Jogja lalu, Nasirun mengadakan “Open House” bagi siapa saja yang ingin hadir, ngobrol, bahkan melihat karya seninya. Biasanya tamu datang ke rumah dari pagi hingga sore hari. Berbagai makanan dan buah-buahan pun ia siapkan untuk para tamu, persis seperti yang ia lakukan saat Idul Fitri.

Nama lulusan Seni Rupa ISI Yogyakarta ini berasal dari masa Reformasi. Lukisan-lukisan Nasirun mengalami lonjakan popularitas yang tak terduga, dan terus terjual hingga saat ini. Sebelum Reformasi, pada tahun 1993, ia memamerkan pertunjukan tunggal pertamanya di Mirota Kampus, Cafe Solo dan Yogyakarta.

Nasirun berbincang tentang karyanya di Art Jog 11 yang terbuat dari bahan limbah yang bisa didaur ulang. Hingga barang-barang berharga yang diperolehnya dua dekade lalu. Terdapat sketsa Raden Saleh, Ki Hajar Dewantara, dan Nashar, serta lukisan dan patung monumental berskala besar.

Istana Nasirun di Yogyakarta

Di Istana Nasirun, kita bisa melihat sendiri dua sisi pelukis kondang yang meski kaya raya, konon tak punya telepon seluler dan tak punya keterampilan mengemudi. Kita bisa melihat kekayaannya yang sangat besar serta karya-karyanya yang memukau.

Siapa yang tak kenal Nasirun? Pelukis asal Yogyakarta ini sudah berkiprah di bidang seni selama beberapa dekade. Pelukis yang dijuluki Pelukis Sufi karena karyanya terus-menerus akan Tuhan, sudah mengadakan banyak pameran tunggal. 

Dalam empat tahun belakangan, ia sudah tiga kali mengikuti artjogs, salah satu festival seni terbesar di Yogyakarta. Terakhir, ia menampilkan lukisan abstrak sepanjang 75 meter bertajuk “Hutan Diliapat” pada pameran kali ini.

Nama pelukis kelahiran Cilacap, 1 Oktober 1965 ini mulai terkenal pada tahun 1997, saat ia meraih penghargaan Philip Morris Award atas lukisannya “Larut Dalam Warna”. 

Lukisan berukuran 145 sentimeter kali 140 sentimeter yang menampilkan sosok-sosok raksasa dengan berbagai warna ini berhasil membuat karya-karya yang diciptakan dengan sapuan kuasnya dihargai dan dikagumi secara luas. 

Saat ini banyak orang yang tertarik dengan karya Nasirun. Salah satu peminatnya adalah Dr. Oei Hang Djien, seorang kolektor seni kenamaan Indonesia. Oleh karena itu, kini sudah lumrah jika kesuksesan finansial dengan begitu mudah didapat, ia bahkan disebut sebagai pelukis Milyuner.

(sumber/medium)

Lukisan Nasirun, serta karya seniman lain yang ia koleksi, dipajang di Istana Nasirun, studio koleksi pribadinya di Yogyakarta. Ribuan karya seni ia kumpulkan di dua rumah di Bayeman Permai, semuanya bebas dilihat.

Sesampainya disana, Ubu lovers akan masuk ke dalam mansion yang berisi karya-karya pribadi Nasirun. Ratusan lukisan dari hampir setiap tahapan karirnya sebagai seniman, selama hampir tiga dekade, tersebar di seluruh rumah berlantai dua. 

Tersedia Berbagai Jenis Ukuran

Ada yang berukuran kecil, seperti ratusan kartu undangan karya Nasirun yang dipajang di garasi rumah, ada pula yang berukuran sangat besar, seperti pemasangan puluhan biji kelapa di langit-langit rumah. 

Di antara garasi dan langit-langit, terpampang karya-karya Nasirun lainnya, baik yang sudah terjual maupun yang belum dijual. Sedangkan, karya lamanya sudah tidak dijual lagi.

Namun karya Nasirun di sanggarnya tidak hanya banyak secara kuantitas, namun juga beragam dalam mediumnya. Karya-karya Nasirun bisa digolongkan sebagai lukisan. Namun tidak semua karyanya ada di atas kanvas. 

Nasirun adalah seorang seniman yang tidak membatasi dirinya pada medium lukisan tertentu. Beberapa karyanya dilukis pada piring kayu, badan biola, lengkungan bedug, papan perahu, angkringan, bahkan seluruh sisi lantai kayu keras. 

Selain itu, Nasirun juga pernah mengecat bodi mobil premium sehingga mendapat hadiah MURI. Sayangnya, karya tersebut tidak dipamerkan di rumahnya. Ubu Lovers wajib berkunjung ke Istana Nasirun.

Dikenal Sebagai Pelukis yang Konsisten

Dari segi gaya dan isi, karya Nasirun bisa dikatakan cukup konsisten. Sepanjang karirnya, ia sering melukis dengan penjajaran warna-warna cemerlang yang ekstrim (biasanya merah, hijau, dan biru muda) dengan warna-warna gelap yang sama intens-nya. 

Kedua kelompok warna tersebut ditampilkan dalam bingkai garis curvilinear, tidak menyisakan ruang kosong pada media lukisan, sehingga menghasilkan kontras yang tajam antara cerah dan gelap. 

Lukisan ilustratif tersebut merupakan beberapa karyanya pada rumah lantai dua yang sebagian besar berwarna merah tua dan hitam. Namun, meskipun secara umum konsisten, terdapat beberapa pengecualian. 

Misalnya, ketika melihat gambar Nasirun yang terbaru, ekspresionisme “penuh” awalnya mulai meluas. Ia masih suka memanfaatkan kelompok warna terang dan gelap.

Namun karena ia tidak lagi memenuhi seluruh area dengan kontras yang kental dan menyisakan sebagian besar medium putih yang tidak berubah, kontras yang begitu mencolok pada lukisan awalnya melunak dan hampir hilang seluruhnya. 

Hal ini terlihat dari lukisan-lukisan di lantai satu yang tampaknya masih baru, khususnya di sekitar area piano yang sudah disulap menjadi sebuah karya seni. 

Substansi lukisan Nasirun juga bisa dikatakan konsisten, namun tidak se-konsisten gayanya. Nasirun yang “terpesona” dengan budaya Ngayogyakarta di satu sisi dan terobsesi menemukan Tuhan di sisi lain karena pengaruh ayahnya, seorang ustadz.

(sumber/indonesianvisualartarchive)

Hampir selalu melukis tokoh-tokoh wayang yang menyimpang dari bentuk konvensionalnya, makhluk dan bentuk fantastis yang meskipun unik, bisa berspekulasi tentang sumber asalnya, seperti makhluk mirip Buraq dari mitologi Islam.

Ia kemudian menunjukkan figur-figur tersebut secara individu, berpasangan, atau berkelompok. Misalnya saja ada lukisan yang menggambarkan siluet Semar dari samping, namun diubah drastis dari bentuk aslinya sehingga menimbulkan efek lucu. 

Bayangkan sosok laki-laki-perempuan dengan kepala, payudara, dan perut agak buncit yang sama, namun dengan tubuh kekar seperti patung pemuda Yunani. Istana Nasirun sangat estetik dan penuh arti, Ubu Lovers harus mampir kalau ke Jogja.

Memperhatikan self-portraitnya

Nasirun tidak selalu menampilkan tema Surealis dengan tokoh wayang dan makhluk fantasinya. Di lain waktu, ia mengubah subjek lukisannya, yang sebagian besar berisi dunia aneh mitologi personalnya, menjadi kanvas abstrak. 

Hal ini terlihat pada beberapa karyanya terbaru, lukisan yang menampilkan piano. Oleh karena itu, materi dan gaya Nasirun tidak bisa dibilang begitu konsisten. 

Memperhatikan self-portraitnya adalah cara tercepat untuk memahami ciri-ciri tertentu dalam karya Nasirun. Pada bagian tengah lukisan, Nasirun ditampilkan dengan teknik naturalistik, hanya mengenakan sarung. 

Bagian luar karya seni ini menggambarkan upaya Nasirun yang putus asa dalam mencari Tuhan, yang diwakili oleh lambang kepercayaan dari seluruh dunia. 

Kemudian pada bagian terluar karya seni terdapat tokoh-tokoh wayang yang tersebar dimana-mana, menunjukkan kedekatannya dengan budaya Jawa. Gambar ini bisa diartikan sebagai potret dirinya sebagai seorang seniman yang mewujudkan filosofi seninya.

Hampir seluruh karya di rumah kedua adalah lukisan, mulai dari gaya (Naturalisme, Impresionisme, Dan Ekspresionisme) dan isi (Realisme, Surealisme, dan Abstrak). 

Misalnya saja, ada lukisan karya Danarto yang semasa hidupnya cukup dekat dengan Nasirun. Ada juga karya Sanggar Bambu, pelukis yang khusus diburu Nasirun. 

Selain lukisan, terdapat sketsa dan patung, seperti patung Gus Dur di lantai pertama. Ada begitu banyak karya, sehingga satu kunjungan sepertinya tidak cukup untuk memperhatikan detail keseluruhan. Istana Nasirun menjadi destinasi seni yang wajib kamu kunjungi!

Lukisan dan Biografi Nasirun

Nasirun, seniman kelahiran Cilacap, 1 Oktober 1965, merupakan seniman yang produktif dan kreatif. Meski sudah menjadi miliarder, ia tetap mengendarai motor bebek yang dibelinya pada tahun 1997. Kalau Nasirun ingin membeli Supercar, bisa, tapi itulah kesederhanaannya.

Dia mulai menggambar pada usia muda. Nasirun bersekolah di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) pada tahun 1983 untuk mempelajari batik dan seni ukir. 

Kemudian pada tahun 1987, ia mendaftar di jurusan seni rupa di ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Jogja. Namun kuliah di ASRI hanya sekedar menyelesaikan tugas yang diberikan dosen. Baru pada tahun 1991 ia menyadari bahwa melukis adalah profesinya.

Nasirun lulus dari Institut Seni Indonesia ISI di Yogyakarta pada tahun 1994. Ia pernah mengadakan pertunjukan tunggal di Yogyakarta, Solo, dan Jakarta, serta pameran kelompok di Indonesia, Singapura, dan Belanda. Penghargaan tersebut antara lain Lukisan Terbaik ISI Yogyakarta tahun 1991, mcdonald Award, dan Lustrum X.

(sumber/radarmagelang)

Nasirun adalah seniman yang diakui secara nasional dan daerah. Karya-karyanya mencoba menafsir ulang seni tradisi, khususnya wayang, dengan mengubah Morfologi tokoh dan menilai struktur nilainya. 

Penafsiran ini biasa digunakan untuk menyikapi permasalahan sosial politik saat ini dengan nuansa humor dan ironi. Nasirun adalah seorang pelukis penuh. 

Tekniknya berkualitas tinggi, dan imajinasinya luar biasa. Dia cerdas dan memahami banyak hal, tetapi dia tidak mengabaikan segi estetika, rasa adalah pilihan terkuat Nasirun. Karya seninya hidup dan imajinatif. Jadi kapan Ubu Lovers mau ke Istana Nasirun?

Koleksi Karya Artinya Berbagi

Nasirun sudah mempertimbangkan untuk berbagi kepada seniman lain sejak tahun 1997, saat itu, ia sedang berada di masa kejayaan. Niat tersebut sudah ada dan secara bertahap diwujudkan. Ayah tiga anak ini mendatangi ahli waris para pelukis dan mulai membeli karya seni mereka.

Menurutnya, banyak karya kreatif bagus dan berkualitas dari tahun 1945 hingga 1950-an yang tidak terbeli oleh kolektor.

Nasirun, seorang pelukis yang berkepribadian ceria dan membumi, memiliki segudang pengalaman inspiratif dan baik untuk dibagikan. Ada satu cerita unik yakni, Nasirun pernah diremehkan oleh pegawai dealer saat mencoba membeli mobil seharga Rp 400 juta. 

Sang sales menyapa semua orang yang datang ke dealer dengan senyuman dan the botol sambil menjelaskan metode pembayaran. Namun karena Nasirun berambut panjang dan memakai celana pendek, tidak ada yang mau melayaninya.

Sampai beberapa waktu kemudian, istrinya datang dan menyerahkan uang tunai sebesar Rp 400 juta. Nasirun kemudian memanggil sales dan mengatakan ingin membeli secara cash. Tentu saja sang sales merasa malu dan sempat terlihat bingung.

Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk
  • Alamat: Perum bayeman permai C2 Jl Wates km 3, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55182
  • Jam buka: Jam Buka 08-00-16.00 Hari Kerja
  • Harga tiket masuk: gratis

Nah itu informasi lengkap mengenai Istana Nasirun, Pelukis sederhana dan inspiratif dari Jogja, jadi kapan mau berkunjung Ubu Lovers?

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *