fbpx
Home » Kerajaan Mataram dan Benteng Cepuri: Saksi Sejarah Yang Masih Berdiri Sampai Sekarang

Kerajaan Mataram dan Benteng Cepuri meninggalkan jejak yang menjadi awal berdirinya Yogyakarta, khususnya di Kotagede.  Lokasi ini terkenal karena menyimpan sejumlah cerita dan peninggalan Kerajaan Mataram Islam. 

Sebagai bekas ibu kota kerajaan, Kotagede masih tetap berdinamika hingga saat ini, dan berkembang menjadi salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi.

Kerajaan Mataram dan Benteng Cepuri

Benteng Cepuri terletak di kawasan Kotagede Yogyakarta. Meski tersembunyi dan sekilas tidak tampak seperti benteng yang tangguh, sisa-sisa Benteng Cepuri menjadi bukti sejarah kekuasaan Kerajaan Mataram.

Kotagede pernah menjadi salah satu pusat pemerintahan Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Panembahan Senopati dan Sultan Agung, sehingga terdapat bangunan pertahanan yang mempertahankan ibu kota kerajaan.

Benteng Cepuri yang sisa-sisanya hanya bisa kita lihat saat ini, pada mulanya adalah bangunan pertahanan yang melindungi wilayah pedalaman kerajaan Mataram.

Sisa peninggalan benteng Cepuri (sumber/eljohnnews(

Benteng Cepuri saat ini tinggal reruntuhan dan ditetapkan sebagai situs peninggalan Kerajaan Mataram Islam. Dibangun pada tahun 1507 dan selesai pada tahun 1516. 

Kisah Babad Momana memuat sejarah penciptaannya. Penduduk setempat menyebut Benteng Cepuri dengan sebutan Bokong Semar karena dinding benteng yang melengkung menyerupai bokong tokoh wayang Semar.

Benteng Cepuri yang pada ketiga sisinya dikelilingi oleh jagang (parit) berfungsi sebagai pertahanan keamanan.

Benteng Cepuri dibangun untuk memisahkan jeron (bagian dalam) benteng (istana) tempat tinggal keluarga kerajaan Mataram dengan bagian Jaba (luar) benteng tempat tinggal masyarakat awam.

Warga menduga Pangeran Rangga putra Panembahan Senapati mendobrak struktur benteng di sisi utara benteng. Nama “Benteng Jebolan Raden Rangga” diberikan pada benteng ini. 

Benteng Cepuri menjadi contoh kejayaan Kesultanan Mataram Islam, sebuah peradaban perkasa yang pernah menguasai hampir seluruh pulau Jawa dan tersebar mitos tentang kesaktian keluarga kerajaan.

Sejarah Kerajaan Mataram Islam

Masa kejayaan kerajaan Islam diperkirakan terjadi pada abad ke-13 dan ke-16. Bangkitnya dinasti-dinasti Islam di nusantara dipengaruhi oleh lalu lintas perdagangan di paparan Maits.

Banyaknya pedagang muslim dari India, Arab, Persia, dan Tiongkok berinteraksi dengan masyarakat, sehingga memudahkan masyarakat Indonesia untuk bertemu dengan pedagang muslim.

Akhirnya pengaruh Islam mulai menyebar ke seluruh pelosok tanah air, antara lain Pulau Jawa, Sumatera, Maluku, dan Sulawesi. Munculnya Islam di nusantara menandakan perkembangan di berbagai bidang kehidupan masyarakat.

Benteng Cepuri Kerajaan Mataram
(sumber/bincangsyariah)

Berbagai standar hidup berdasarkan ajaran dan nilai-nilai Islam mulai dianut dan diterapkan di berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik. 

Pada masa itu, salah satu bidang yang mendekatkan masyarakat pada agama Islam adalah bidang politik. Waktu masuknya Islam pertama kali ke Indonesia berbeda-beda di setiap wilayah. 

Menurut sejarawan, Islam awalnya menyerbu Indonesia di Sumatera pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Kemudian, pada tahun 475 H, Islam masuk ke Pulau Jawa. Masuknya ajaran Islam ke wilayah timur Maluku pada tahun 14 M juga dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan masyarakat dan pedagang Islam.

Islamisasi wilayah Kalimantan, khususnya wilayah Banjarmasin, diperkirakan dimulai sekitar tahun 1550 Masehi. Ini Proses Islamisasi terjadi di wilayah Sulawesi sekitar abad ke-15 Masehi. 

Setelah ajaran Islam lebih banyak meresap ke dalam masyarakat pada masa itu, kerajaan-kerajaan di tanah air mulai mengadopsi corak Islam. Di wilayah Maluku, beberapa kerajaan Islam pertama adalah Samudera Pasai, Perlak, Aceh Darussalam, Mataram, Gowa, Tallo, Ternate, dan Tidore.

Tempat Wisata Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Berikut adalah objek wisata peninggalan kerajaan mataram islam, simak daftarnya dibawah ini:

1. Pasar Legi Kotagede

Salah satu tempat yang menjadi peninggalan zaman kerajaan adalah Pasar Legi Kotagede. Pasar ini adalah salah satu pasar tertua di Jogjakarta dan masih beroperasi hingga saat ini.

Pasar bersejarah ini menjadi pusat aktivitas jual beli Kotagede. Aktivitas pasar selalu ramai, terutama pada saat pasar legi yang diadakan pada hari tertentu menurut penanggalan Jawa. Pada hari itu, para penjual akan berhamburan hingga ke bahu jalan.

Bahkan di pagi hari, kawasan pasar masih ramai dengan penjual hewan. Kemudian pada malam harinya, lokasi ini akan ramai dengan kuliner tradisional Kotagede. 

Di sini kamu bisa menemukan beragam kuliner lezat, dari tradisional hingga kekinian. Oleh karena itu, tak heran jika pasar di Jalan Mondorakan, Kecamatan Kotagede, Purbayan ini cukup digemari pengunjung.

2. Makam Raja Mataram

Pengunjung bisa merasakan wisata spiritual dan budaya di kawasan ini. Makam raja Mataram Islam pertama, Danang Sutawijaya atau dikenal dengan nama Panembahan Senopati, bisa ditemukan di makam raja-raja Mataram yang sering dijadikan tempat ziarah. 

Mas Jolang, atau Panembahan Hanyakrawati, adalah raja kedua, dan ia dimakamkan di pemakaman ini.

3. Masjid Gedhe Mataram

Masjid Gedhe Mataram terletak kurang lebih 500 meter dari Pasar Legi Kotagede. Masjid bersejarah ini berfungsi sebagai masjid pada umumnya. Tidak ada harga tiket masuk ke masjid ini. Wisatawan cukup memberikan donasi di kotak infak masjid. 

Ingatlah bahwa, jika ingin mengunjungi tempat ini, kamu harus mengenakan pakaian adat Jawa yang bisa disewa di tempat. Jika ingin menikmati pemandangan, berjalanlah di sekitar kawasan makam Raja Mataram.

Benteng Cepuri Kerajaan Mataram
(sumber/wikipedia)

Tempat wisata ini khusus dibuka untuk umum pada hari-hari tertentu, khususnya Senin, Kamis, Jumat, dan Minggu. Mulai pukul 13.00 hingga 16.00 WIB.

4. Between Two Gates

Between Two Gates berjarak sekitar 450 meter dari Makam Raja Mataram. Kompleks bangunan tua ini berfungsi sebagai objek wisata perumahan dengan budaya tradisional yang kental.

Di kawasan ini, kamu akan menemukan hunian Joglo bernuansa Jawa Kuno yang masih dihuni penduduk setempat. Disebut Between Two Gates karena dikelilingi oleh dua gerbang. 

Selain bisa menjelajahi seluk-beluk Jawa Kuno, tempat ini memiliki berbagai spot foto untuk mengabadikan momen. Suasana klasik dan bangunan unik menjadikan tempat ini cocok untuk berswafoto. 

Tidak hanya itu, suasananya yang tenang, tentram, dan nyaman akan membuatmu semakin betah. Yang harus kamu lakukan adalah memberikan donasi seikhlasnya untuk menikmati fasilitasnya. 

Wisatawan yang ingin mengunjungi objek wisata ini harus parkir di luar kawasan karena menyalakan mesin sepeda motor dilarang. Penduduk tetap di kawasan ini justru harus mendorong kendaraan mereka ke gerbang depan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan demi melestarikan adat di kawasan Between Two Gates.

5. Benteng Cepuri

Destinasi wisata lain yang cukup terkenal adalah Benteng Cepuri, merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede. Hanya sisa-sisa Benteng Cepuri yang tersisa. 

Namun, pada zaman kerajaan, benteng ini begitu kuat sehingga digunakan sebagai benteng pertahanan. Benteng Cepuri dijadikan sebagai spot foto. Hingga saat ini, peninggalan Kerajaan Mataram bisa kamu temukan pada wisata kulinernya.

Peninggalan Kerajaan Islam Mataram

Kerajaan Mataram Islam, salah satu kerajaan Islam tertua di Tanah Air, tentu menyimpan banyak peninggalan. 

Peninggalan Kerajaan Mataram Islam bisa menjadi daya tarik wisata selain menjadi situs atau sumber sejarah secara turun temurun di tanah air. Beberapa bahan sejarah dan peninggalan Kerajaan Mataram Islam masih bisa ditemukan hingga saat ini.

  • Karya Sastra Ghending dari Sultan Agung
  • Ada tahun Saka.
  • Adanya kerajinan perak 
  • Ada tradisi Kalang Obong. Tradisi Kalang Obong adalah ritual kematian masyarakat Kalang yang melibatkan pembakaran berbagai peninggalan orang yang sudah meninggal.
  • Kue Kipo, Kue Kipo adalah kuliner khas yang khas. Kue kipo adalah makanan tradisional Kotagede yang lezat. Ada pula yang mengatakan bahwa makanan ini sudah ada sejak Kerajaan Mataram Islam berdiri.
  • Pertapaan Kembang Lampir
  • Ada pertapaan di Kembang Lampir. Ki Ageng Pemanahan memimpin melakukan tapa di sini dalam rangka menerima wahyu kerajaan Mataram Islam.
  • Terdapat meriam peninggalan Kerajaan Mataram Islam bernama Segara Wana dan Syuh Brata. Belanda memberikan meriam tersebut sebagai bagian dari perjanjian dengan Kerajaan Mataram Islam pada masa pemerintahan Sultan Agung Sewu.
  • Terdapat beberapa reruntuhan candi Hindu dan Budha di Sungai Opak dan sekitarnya.
  • Di Lipura ada Batu Datar, Lipura terletak tidak jauh di barat daya Kota Yogyakarta.
  • Pakaian Kiai Antakusuma
  • Kiai Gundil atau dikenal dengan Kiai Antakusuma meninggalkan pakaian.
  • Masjid Agung Nagara
  • PB III membangun Masjid Raya Nasional pada tahun 1763.
  • Masjid Jami Pakuncen didirikan oleh Sunan Amangkurat I.
  • Gapura Makam Kota Gede
  • Ada pula gapura Makam Kota Gede yang memadukan corak Hindu dan Islam.
  • Di Pemakaman Kota Gede terdapat sebuah masjid.
  • Bangsal Janda
  • Rumah Kalang.
  • Imogiri berisi sejumlah makam raja-raja Mataram.
  • Adanya gerbang pemakaman di Kota Gede.

Bagaimana sudah paham mengenai Kerajaan Mataram dan Benteng Cepuri? Jika Anda suka berwisata Budaya dan sejarah, Jogja menjadi destinasi yang cocok dikunjungi! Buat itinerary mu sekarang!

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *