fbpx
Home » Alun-Alun Kidul Jogja: Sejarah Tradisi Masangin dan Mitos Melewati Pohon Beringin Sakral

Alun-alun Kidul Jogja – Yogyakarta terkenal dengan beberapa tempat wisata menariknya, Alun-Alun Kidul Jogja adalah salah satu destinasi wisata yang populer. Selain menikmati lingkungan syahdunya, wisatawan harus belajar tentang sejarah Alun-Alun Kidul.

Alun-alun ini sudah ada sejak tahun 1700-an. Sebuah bangunan yang dibangun pada zaman dahulu, tentu saja memiliki sejarah yang menarik untuk ditelusuri.

Rute Menuju Alun-Alun Kidul Jogja

Selain Malioboro, Alun-Alun Kidul menjadi tempat wisata populer bagi wisatawan Yogyakarta. Sejumlah mitos yang beredar seputar dua pohon beringin besar di tengah alun-alun menarik wisatawan untuk menjelajahi kawasan tersebut.

Awalnya Alun-Alun Kidul didirikan sebagai tempat para prajurit Keraton Yogyakarta untuk melatih ketangkasan. Nah, jika Ubu lovers ingin menantang diri sendiri dengan berjalan-jalan di Alun-Alun Kidul, simak informasi lokasi dan rute menuju alkid.

Alun-alun Gunung Kidul tempat orang bersantai di sore hari (sumber/unycommunity)

Dengan luas 150 x 150 meter persegi, alun-alun cukup dekat dengan Titik Nol Kilometer. Mobil pribadi membutuhkan waktu kurang lebih 6 menit untuk sampai ke sana. 

Untuk sampai di Titik Nol Kilometer dari barat, utara, atau timur, ikuti jalur selatan dan masuk ke Jalan Pangurakan.

Belok kiri ke Jalan Alun-Alun Utara dan lanjutkan hingga sampai Jalan Wijilan dan Gamelan. Jalan Langenastran Lor akan membawamu ke kawasan Alun-Alun Kidul.

Selain Jalan Langenastran Lor, terdapat 4 titik akses lainnya, Jl. Langenastran Kidul, Jl. Langenastran Lor, Jl. Ngadisuryan, Jl. Patehan Lor, dan Jl. Gading. Jika kamu mencari dua pohon beringin, lokasinya berada di tengah lapangan, Ubu lovers harus bisa membedakan antara Alun-Alun Kidul dan Alun-Alun Lor.

Lokasi, jam buka, harga tiket

Alamat: Jalan Alun Alun Kidul, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

  • Jam buka:  Senin sampai Minggu, 24 jam
  • Harga: Tiket masuk gratis
  • Biaya parkir: Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil.
  • Sewa penutup mata: Rp. 5000

Sejarah Tradisi Masangin di Alun-Alun Kidul Jogja

Menurut Sejarah Keraton Yogyakarta (2009:57) karya Sabdacarakatama, Keraton Yogyakarta diapit di utara dan selatan oleh dua alun-alun. 

Jadi Alun-Alun Utara dikenal dengan sebutan Alun-Alun Lor, sedangkan Alun-Alun Selatan dikenal dengan sebutan Alun-Alun Kidul dan Alun-Alun Pengkeran.

Bagaimana sejarah Alun-Alun Kidul? Alun-Alun Kidul terletak di belakang Keraton Yogyakarta. Sri Sultan Hamengkubuwono I membangun alun-alun ini pada tahun 1755 hingga 1792.

Alun-alun Kidul pada masa dulu dengan pohon beringin masih kecil (sumber/grid)

Sebelumnya, Alun-alun Selatan dikelilingi pagar tembok bata setinggi 2 meter dan tebal 30 cm. Tembok aslinya sudah rusak, sehingga yang tersisa sekarang hanyalah tembok baru yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VII pada masa pemerintahannya di Yogyakarta pada tahun 1877 hingga 1921.

Alun-Alun Kidul dulunya sangat sunyi dan terasa angker, sehingga hanya sedikit pengunjung yang berani melalui daerah ini. Pada tahun 1980-an, jalan lingkar dan lampu dipasang di sekitar alun-alun, menjadi lebih ramai.

Di tengah hiruk pikuk kota Jogja yang semakin terpengaruh modernisasi, ternyata banyak mitos yang masih diterima bahkan oleh masyarakat modern. Misteri pohon beringin kembar di Alun-alun Kidul, Yogyakarta, menjadi salah satu misteri yang selalu membuat pengunjung Jogja terpesona.

Alun Alun Kidul Jogja
Seorang ibu mencoba melewati dua pohon beringin dengan menutup mata di Alkid Jogja (sumber/ukmmpfi-fotografi)

Keraton Yogyakarta dikelilingi oleh dua alun-alun, sebelah utara (Altar) dan sebelah selatan (Alkid). Kedua alun-alun ini mempunyai dua beringin kembar di tengah alun-alun. 

Warga Yogyakarta menganggap kedua pohon beringin kembar itu keramat. Namun, ada mitos yang menarik wisatawan mengenai beringin kembar di alkid.

Alun-alun Kidul tidak jauh dari keraton. Berjalanlah ke selatan dari Istana untuk menemukan Plengkung Gading, gerbang masuk ke Alun-alun. Alkid paling ramai pada malam hari. 

Setiap sudut alun-alun dipenuhi wisatawan dan penduduk Jogja. Mayoritas dari mereka duduk bergerombol dan ngobrol dengan teman sembari jajan di alun-alun.

Mitos beringin kembar menjadi salah satu daya tarik pengunjung ke Alkid. Ada mitos yang mengatakan siapa pun yang berhasil berjalan di antara 2 pohon beringin dengan mata tertutup, maka keinginannya akan terkabul. Masangin adalah nama yang diberikan untuk ritual mitos ini.

Meski terlihat mudah, namun banyak orang yang gagal. Banyak yang sudah mencoba dan gagal berkali-kali, namun ketika mereka datang ke Alkid, mereka bersemangat untuk mencoba lagi.

Masangin sudah ada sejak dahulu kala, pada masa Kesultanan Yogyakarta masih berjaya. Masangin dilakukan sebagai bagian dari adat topo hening yang dilaksanakan setiap malam suro. 

Para prajurit dan abdi dalem mengikuti ritual Topo Bisu dengan mengelilingi benteng tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Para prajurit dan abdi dalem yang mengenakan pakaian adat Jawa membentuk barisan lurus. 

Tradisi ritual Topo Bisu (sumber/dinaspariwisatakotayogyakarta)

Mereka memulai upacara Topo Bisu dengan berjalan kaki dari halaman kerajaan menuju alun-alun, melewati 2 pohon beringin kembar. Hal ini dilakukan untuk meminta berkah dan perlindungan dari serangan musuh.

Legenda Masangin tumbuh dari sana. Konon katanya, semua yang Ubu lovers inginkan akan terwujud jika bisa melintasi dua pohon beringin dengan mata tertutup.

Selain itu, kawasan Alun-Alun Kidul digunakan sebagai pusat pelatihan dan kegiatan prajurit Keraton. Para abdi dalem biasanya melatih konsentrasi dengan berjalan di tengah 2 pohon beringin kembar.

Mitos ini diperkuat dengan kepercayaan bahwa di tengah pohon terdapat jimat untuk menangkal kejahatan dan musuh. Dilaporkan ketika pasukan koloni menyeberang ke tengah pohon, kekuatan mereka lenyap. 

Maka, muncullah mitos bahwa siapapun yang mampu melewati kedua pohon beringin tersebut akan mampu mengusir kejahatan.

Selain Masangin, kerlap-kerlip lampu yang menghiasi odong-odong menjadi daya tarik Alkid di mata wisatawan. Dipadukan dengan suara gelak tawa pelancong yang berusaha mengayuh odong-odong, dijamin seru banget.

Banyak juga menu kuliner malam khas Jogja yang tersedia di sini. Pastinya menggiurkan untuk mencoba Wedang Bajigur, Wedang Ronde, Jagung Bakar, Cilok, dan jajanan lainnya di tengah angin malam. 

Jika ingin makan banyak, Ubu lovers sebaiknya pergi ke area Wijilan yang terkenal dengan kuliner Gudegnya.

Mitos Melewati Pohon Beringin

Mitos Ritual Masangin (melewati pohon beringin) adalah salah satu mitos yang cukup terkenal mengenai pohon beringin kembar. Menurut mitos ini, jika seseorang bisa melewati pohon beringin kembar dengan mata tertutup, maka semua keinginannya akan terkabul. 

Oleh karena itu, tak heran jika banyak pedagang penutup mata di Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Berikut beberapa mitos tentang pohon beringin kembar.

1. Pertahanan Gaib Keraton Yogyakarta

Selain dipercaya sebagai pintu gerbang ke laut selatan, pohon beringin kembar juga dianggap sebagai pertahanan gaib keraton Yogyakarta, sehingga membuat pasukan Belanda berupaya menyerang keraton.

2. Keinginan akan terkabul

Masangin berasal dari kata “dua pohon beringin”. Masangin adalah kegiatan berjalan dengan mata tertutup melewati pohon beringin kembar di Alun-alun Kidul, Yogyakarta.

Ini adalah kegiatan yang populer di kalangan penduduk lokal dan wisatawan. Mitos mengatakan bahwa jika kamu berhasil melewati dua pohon beringin kembar yang dikenal sebagai Kyai Dar dan Nyai Dari, semua keinginan akan terkabul.

3. Pintu Gerbang Laut Selatan

Menurut legenda setempat, Keraton Yogyakarta mempunyai ikatan khusus dengan raja pantai selatan, Nyi Roro Kidul. 

Siapapun yang mempunyai niat jahat terhadap Keraton Yogyakarta akan merasa kesakitan dan hanya bisa sembuh jika melewati beringin kembar tersebut.

4. Kisah pernikahan putri keraton 

Ternyata adat masangin ini sudah ada sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I. Saat sang putri mendapat lamaran dari seorang laki-laki, ia tidak menyukai calon pasangannya. 

Akhirnya, ia mengajukan sebuah tantangan, yakni berjalan dengan mata tertutup melewati pohon beringin kembar menuju pendopo istana. Sayangnya, calon-nya tidak berhasil.

Sultan mengatakan bahwa siapa pun yang mampu menaklukkan tantangan ini harus memiliki hati yang murni dan tulus. Itulah asal muasal mitos Masangin yang masih diyakini masyarakat umum.

5. Dipercaya membawa berkah

Ritual masangin dipercaya sebagai ajang menerima berkah di keraton, namun ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melakukan masangin.

Pada malam 1 suro, para abdi dalem atau keluarga keraton biasanya melaksanakan puasa semalam suntuk sambil mengelilingi keraton menuju alun-alun. Siapapun yang berhasil dalam puasa dan masangin dikatakan memperoleh keberkahan atau permintaannya akan dikabulkan.

Tak heran, banyak mitos mengenai keberuntungan kedua pohon beringin tersebut, yang diklaim mampu membuat seseorang yang berniat buruk kehilangan kekuatan atau kemampuannya ketika melewati pohon tersebut.

6. Tempat Latihan Prajurit

Mitos ini sepertinya bisa diterima secara logika. Dikisahkan bahwa para prajurit keraton biasa melatih konsentrasi dengan berjalan mondar-mandir di antara pohon beringin kembar pada zaman dahulu. 

Selain itu, area lapangan digunakan untuk latihan ketangkasan, antara lain menunggang kuda, adu harimau, dan memanah sambil bersila.

Beragam Aktivitas di Alun-Alun Kidul 

Terdapat beragam aktivitas di alun-alun kidul, simak selengkapnya di bawah ini:

1. Naik Odong-Odong Hias 

Apakah kamu ingin mencoba keseruan selama menjelajahi Alun-Alun Selatan Yogyakarta? 

Jika mengunjungi Alkid pada sore atau malam hari, Ubu lovers akan dengan mudah menemukan odong-odong yang dihiasi lampu. Kamu bisa menaiki kendaraan hias mengelilingi Alun-Alun Kidul Yogyakarta bersama keluarga, teman, atau pasangan.

Alun Alun Kidul Jogja
Naik odong-odong ramean bisa jadi salah satu opsi seru buat kamu habisin waktu selama berkunjung di Alkid (sumber/liputan6)

Menyewa odong-odong ini dikenakan biaya antara Rp 25.000 hingga Rp 30.000. Namun ada baiknya Ubu lovers menanyakan harga terlebih dahulu sebelum menyewa, karena harga sewa odong-odong bisa naik dua kali lipat saat musim liburan.

Oh iya, di Alun-Alun Selatan Yogyakarta juga tersedia jasa fotografi dengan harga sekitar Rp 20.000-Rp 60.000.

2. Berolahraga 

Ubu lovers bisa menghabiskan pagi hari dengan berolahraga, seperti jogging, jalan kaki, atau bersepeda. Di Alkid, sesekali kamu akan melihat orang-orang berlatih beladiri seperti taekwondo.

Udara pagi yang masih tergolong bersih akan membuat kegiatan olahraga semakin menyenangkan. Disisi lain, area alun-alun yang luas memungkinkan untuk berolahraga secara optimal. 

Jika lelah, terdapat beberapa pedagang makanan yang bisa dipilih untuk sarapan atau sekadar ngemil.

3. Wisata kuliner

Alun-Alun Kidul Jogja memiliki aneka jajanan yang beragam. Mulai dari jajanan SD seperti cilok, makanan khas Jogja, makanan berat, hingga angkringan. Jadi jangan khawatir, Ubu lovers bisa memilih kelezatan kuliner yang menarik untuk dicoba.

4. Bermain Egrang 

Jika kamu anak tahun 1990-an, mungkin pernah mencoba permainan egrang di Alkid Jogja.

Egrang adalah permainan yang menggunakan dua bilah bambu tinggi yang dilengkapi pijakan. Untuk bermain, kamu harus naik ke atas platform sambil memegang erat bilah bambu. 

Kamu harus memiliki keseimbangan yang kuat untuk bisa berjalan. Jadi, apakah Ubu lovers ingin mencoba jalan egrang di Alkid Jogja?

5. Menikmati Pertunjukan 

Alun-alun Selatan Yogyakarta kadang-kadang digunakan untuk pertunjukan dan pertemuan. Pertunjukan wayang di Sasono Hinggil Dwi Abad adalah salah satunya. Pertunjukan ini biasanya diadakan pada hari Sabtu kedua setiap bulannya.

Selain wayang, gladi bersih khas akan diadakan saat menjelang Grebeg. Artinya prajurit keraton terlihat berlatih di kawasan Alun-Alun Kidul.

6. Melukis 

Ada banyak pilihan aktivitas menarik bagi anak-anak di akid, melukis salah satunya. Menariknya, kegiatan ini cocok untuk semua kelompok usia, tidak hanya anak-anak.

Segala persiapan, termasuk gambar, sudah siap. Jadi yang perlu kamu lakukan hanyalah mewarnai dan hasil karya bisa dibawa pulang.

7. Hunting Foto 

Tidak ingin sebatas jalan-jalan di Jogja ketika mengunjungi Alkid? Kamu bisa berburu foto. Ada banyak spot yang bisa diambil, contohnya beringin kembar. Ubu lovers bahkan bisa mencoba merekam berbagai kegiatan seru di sini.

Alun Alun Kidul Jogja
Foto dengan background pohon beringin selalu menjadi spot favorit fotografer (sumber/bakpiakukustugujogja)

Jangan lewatkan destinasi Alun-Alun Kidul Jogja jika liburan ke kota Pelajar, banyak pengalaman menarik yang akan kamu dapatkan di sini.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *